EVALUASI KINERJA ALAT CALCINER DITINJAU DARI EFESIENSI THERMAL DAN EMISI GAS CO2 DI PABRIK II PT SEMEN BATURAJA Tbk
Kata Kunci:
Evaluasi Kinerja Alat Calsiner, Efesiensi Thermal, Emisi Gas CO2Abstrak
Calsiner merupakan alat bantu pemanasan yang digunakan semua produk rotary kiln modern, calsiner menggunakan batubara sebagai bahan bakar yang kontak dengan udara panas dari Kiln (udara tersier) yang berasal dari grate cooler. Calciner merupakan alat yang digunakan sebagai tempat terjadinya proses kalsinasi batu kapur dan pembakaran bahan bakar secara simultan di suatu pabrik semen. Penambahan calciner pada Pabrik Semen bertujuan untuk mengurangi burning zone load di kiln karena bahan bakar ke calsiner mencapai 60%, meningkatkan kapasitas produksi kiln, serta membuat pengoperasian kiln lebih stabil. Pada PT Semen Baturaja Tbk menggunakan preheater dengan 5 stage, dimana calciner ditempatkan setelah siklon IV, kemudian hasil calciner menuju siklon V lalu diumpankan ke rotary kiln. Mengingat besarnya peranan calciner dalam proses pembuatan semen di PT Semen Baturaja Tbk. maka perlu dilakukannya suatu evaluasi terhadap kinerja dari alat tersebut. Peranan efesiensi thermal dari calciner sangat penting karena menggambarkan kinerja dari calciner, baik atau tidaknya kinerja calciner dapat dilihat dari efesiensi thermal calciner. Efesiensi thermal dari alat calciner yang didapatkan berdasarkan perhitungan Neraca Massa dan Neraca Panas berkisar 75,59%-79,74% dengan efesiensi thermal aktual rata-rata sebesar 77,26% sementara itu untuk heat loss rata-rata sebesar 22,74%. Hasil perhitungan efesiensi menunjukkan bahwa kinerja alat calciner ditinjau dari efesiensi thermal unit calciner terbilang cukup efesien dan masih baik untuk digunakan, karena ditandai dengan efesiensi thermal unit calciner masih termasuk dalam rentang efesiensi thermal calciner secara desain. Dari jumlah rata-rata CO2 yang dihasilkan dari kalsinasi sebesar 100.033,7376 kg/jam dan pada pembakaran bahan bakar sebesar 43.201,24151 kg/jam, ini akan berdampak kurang baik terhadap kualitas udara di sekitarnya. Sehingga harus diminimalisir pada penggunaan batubara dan memaksimalkan efesiensi pada sistem kiln.
Referensi
Bhatty, M. S. Y., “CEMENT KILN SYSTEM BUILDUPS,” I.C.S. Proceedings, Columbus, Ohio,1981. pages 110-115.
Farisa Ridha Mutiara, H. (2013). EVALUASI EFESIENSI PANAS DAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA ROTARY KILN PABRIK SEMEN.
FLSmidth. 2003. ATOXTM CALCINER. United Stated of America : FLSmidth Inc.
Keefe, B. P. and Shenk, R. E.. 2002. “STAGED COMBUSTION FOR LOW-NOX CALCINERS”. Jacksonville, Florida. IEEE-IAS/PCA Cement Industry Technical Conference.
Perry, R.H. 2008. PERRY’S CHEMICAL ENGINEERING HAND BOOK, 6 TH ED. New York: Mc Graw Hill Inc.
Smith, J. M., Ness, H.C.V., & Abbott, M.M. 2001. INTRODUCTION TO CHEMICAL ENGINEERING THERMODYNAMICS, 8 TH ED. New York: McGraw-Hill Education.
Turnell, V. J. 2001. FUEL CHANGES IN CEMENT KILN APPLICATIONS. Proceedings, APCAC XVII Technical Conference.